Tapak Pendidik - Kelereng dengan bermacam-macam sebutan di berbagai daerah seperti gundu, keneker, kelici, guli merupakan bola kecil yan...
Tapak Pendidik - Kelereng dengan bermacam-macam sebutan di berbagai daerah seperti gundu, keneker, kelici, guli merupakan bola kecil yang terbuat dari tanah liat, marmer atau kaca untuk permainan anak - anak. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Biasanya setengah inci atau 1,25 cm dari ujung ke ujung. Kelereng kadang-kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.
Sejarah Kelereng
Sejak abad pertengahan permainan kelereng ini sudah ada dan seringkali dimainkan oleh kalangan aristokrat dan bangsawan. Permainan ini tidak hanya familiar di kalangan masyarakat kita saja, di Perancis bahkan permainan ini rupanya sangat digemari dan mereka memanggilnya dengan sebutan Pentaque. Bedanya, bila permainan kelereng memakai gundu yang berukuran kecil,
Pentaque membutuhkan dua jenis bola yang memiliki ukuran yang cukup besar yang terbuat dari kayu jati dan baja. Pentaque ini pertama kali dikenalkan oleh Suku Gaule(Perancis Kuno). Dari Perancis permainan ini menyebar ke wilayah lainnya seperti Yunani dan Mesir melalui orang-orang Romawi. Seperti halnya Nekeran, Pentaque mulanya juga merupakan permainan untuk mengisi waktu senggang.
Sejarah bahkan berlanjut hingga ke zaman Renaissance atau pencerahan. Pentaquemenjadi mainan di kalangan aristokrat dan bangsawan bahkan kabarnya pernah disejajarkan dengan olahraga Tennis yang dipandang cukup elit di masa itu. Yang diperkenankan untuk bermain olahraga itu hanyalah orang-orang tertentu saja.
Terhitung sejak tahun 1850, sebuah organisasi sosial Clos Jouve menyampaikan kembali Pentaque yang kian hari kian dilupakan oleh masyarakat. Menginjak abad ke-20 permainan ini mulai dipatenkan seiring dengan semakin banyaknya bermunculan klub-klub Pentaque sebagai pelestarian kebudayaan tradisional.
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini langsung menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Tetapi, imbas dari Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan alhasil masing-masing negara mengembangkannya sendiri.
Alat yang Dipakai
Permainan Kelereng ini tidak memerlukan peralatan khusus untuk memainkannya. Pemain ini hanya memerlukan lapangan kosong sebagai arena kelereng dan kapur atau tongkat untuk membuat garis permainan. Dan selanjutnya permainan siap untuk dimainkan.
Peraturan Permainan
Ada beberapa macam peraturan, diantaranya pot-potan dan ban-banan atau jarum-jaruman. Tetapi, ide dasarnya sama yaitu mengarahkan kelereng penembak menuju kelereng target. Untuk pot-potan permainanya yaitu membuat gambar persegi yang diantara titik bidangnya diletakkan kelereng kita dan kelereng lawan. Dan berikutnya saling mengeluarkan kelereng yang ada dalam persegi tersebut. Dan apabila keluar dari persegi maka kelereng tersebut akan menjadi hak milik sang penembak. Kecuali pot-potan ada juga yang lain. Yaitu dengan membuat garis lingkaran dan meletakkan kelereng sasaran dan siapa yang paling banyak mengeluarkan kelereng, maka dialah pemenangnya.
Cara Bermain
Untuk memainkan permainan kelereng yang paling dasar, pertama lapangan bermain yang cocok harus dibentuk. Cukup dengan taman bermain berpasir atau daerah pinggiran lapangan biasa akan ideal jadi medannya, meskipun setiap daerah luar ruangan datar dengan rumput minimal akan cocok.
Setelah lapangan telah dibuat, semua pemain perlu memberikan kontribusi sejumlah kelereng kecil ke tengah ring. Kelereng ini disusun dalam bentuk salib, dengan masing-masing marmer spasi beberapa inci terpisah. Kelereng di ring dianggap sasaran buat setiap penembak. Pada titik ini, para pemain harus memutuskan apakah mereka bermain buat bersenang-senang atau untuk seriusan. Jika bermain buat bersenang-senang, kelereng yang sama ditempatkan kembali ke ring dan kembali ke pemilik masing masing setelah pertandingan digelar. Jika bermain buat seriusan, para pemenang dari setiap permainan akan menyimpan semua kelereng dimainkan sebagai denda dan imbalan dari pemainan yang dimainkan bersama itu.
Penembak pertama bisa memposisikan kelerengnya di mana saja di sekeliling luar lingkaran. Tujuan dari permainan dasar kelereng ialah buat menjatuhkan kelereng sasaran atau penembak pemain lain benar-benar keluar dari ring tanpa mengirim penembak Anda sendiri di luar batas. Penembak pertama umumnya bertujuan ke susunan pusat kelereng dan menempatkan penembak di sebuah celah yang dibentuk oleh menyelipkan ibu jari di belakang buku jari keduanya atau jari telunjuknya. Jari telunjuk memegang jempol dalam ketegangan sampai pemain buat mengambil ancang ancang buat menembak. Teknik ini disebut jentikan bawah, dan divestasi harus cukup kuat buat menggerakkan ketukan penembak yang lebih besar ke dalam lingkaran dan memaksa setidaknya satu kelereng keluar dari lingkaran.
Selama penembak terus mengirim kelereng keluar dari ring tanpa kehilangan posisinya atau selalu kena, maka akan terus bermain
kan bisa giliran terus. Jika penembak gagal buat melumpuhkan kelereng lawan, gilirannya dianggap selesai. Sebuah permainan kelereng berakhir ketika semua kelereng telah tersingkir dari ring. Pemain layak menghitung jumlah kelereng yang telah mereka kumpulkan dan satu dengan kelereng yang paling banyak dinyatakan sebagai pemenang dari permainan itu. Putaran selanjutnya bisa dimainkan buat menentukan kampiun utama, atau mungkin hanya bermain terus sampai pemain kehabisan kelereng buat membuat putaran selanjutnya.
COMMENTS